Meski sudah ditempeli stiker “mohon mematikan
hp Anda” pada dinding masjid. Masih
saja, ada satu-dua jamaah yang tidak mengindahkan himbauan ini. Siang ini
misalnya, seorang jamaah di depan saya, dari kantong pakaiannya mengeluarkan lantunan
ayat suci Al-Quran. Meskipun nada dering dari ayat suci Al-Quran, tetap saja
mengganggu. Momennya tidak tepat. Bukan berarti nada dering yang bukan ayat
suci Al-Quran tidak mengganggu, sama saja mengganggu jika sedang shalat berjamaah!
Bicara tentang nada dering ponsel, saya lebih
suka menggunakan nada dering bawaan ponsel atau nada dering lain yang saya enak
saya dengarkan. Saya cenderung untuk tidak menggunakan ayat suci Al-Quran
sebagai nada dering ponsel saya. Ini alasan saya:
Ponsel merupakan salah satu perangkat yang
(hampir) selalu berada di dekat saya, dengan pengecualian ketika saya sedang berada
di rumah: tidur, BAB, dan ada tamu, saya berusaha untuk “mengistirahatkan”-nya.
Nah, kebayang tidak seandainya saya sedang
berada di WC tiba-tiba ada panggilan dari seseorang dan berbunyilah ponsel saya
“Bismillahirrohmaanirrohiim” dan itu berada di WC! Sungguh sangat tidak
beretika memperdengarkan ayat suci Al-Quran dari WC, meskipun itu keluar dari
ponsel.
Atau kali lain, seandainya ada panggilan “Bismilllahirroh...”
tidak sampai habis saya terima panggilan itu. Ini seperti mempermainkan ayat. Dengan
alasan itulah saya tidak menggunakan ayat Al-Quran sebagai nada dering ponsel
saya.
******
Dalam bentuk yang lain, sering kita jumpai pula
dalam lembaga-lembaga Islam, apakah itu ormas, lembaga pendidikan (sekolah
Islam), atau sejenisnya menggunakan logo yang mengandung kalimat “Allah” dalam
tulisan Arab.
Pemanfaatan logo tersebut biasanya digunakan
dalam korespondensi, legal formal, branding, dan publikasi massa. Sering kita
jumpai, misalnya saja sekolah Islam X, pada musim penerimaan murid baru
(hampir) selalu membuat brosur, pamflet, dan spanduk. Pernah tidak, kepikiran
dalam benak kita, brosur yang mengandung “kalimah Jalalah” tersebut, ada yang
terhambur di tanah, di lantai, dan terinjak oleh orang yang lalu-lalang.
Semoga saja kebanggaan kita terhadap agama ini
bisa diimbangi dengan sikap yang tepat.