Tak terasa, hari ini sudah masuk bulan Agustus, hari kedua. Waktu begitu cepat berlalu. Perasaan baru "kemarin" saya nikah, anak saya sudah sekolah di TK B. Mungkin karena sudah masuk akhir zaman, ya?
Bulan Agustus tahun ini, bersamaan dengan datangnya bulan Ramadhan. Keduanya, bagi Muslim Indonesia merupakan bulan istimewa. Ramadhan, bulan di mana di dalamnya terdapat "laylatul qadar", 1 malam yang ekuivalen dengan 1.000 bulan dalam beribadah. Amalan sunnah berderajat sama dengan amalan wajib. Pintu neraka ditutup, pintu surga dibuka, dan para setan (invisible) dibelenggu. Alquran pertama kali turun -menurut riwayat- pada bulan ini. Pendek kata, Ramadhan adalah bulan mega bonus bagi kaum Muslimin. Mudah-mudahan Alloh Taala memberikan kekuatan dan kesempatan kepada kita.
Adapun tentang bulan Agustus, merupakan bulan di mana Indonesia menyatakan kemerdekaan dari belenggu penjajahan Barat. Sayangnya, kemerdekaan ini hanya dari sisi politis saja. Di bidang lain, "korporatokrasi Barat" masih mencengkeram ekonomi Indonesia. Contoh, mengapa mesti Freeport yang mengelolola tambang di Timika, Papua? Mengapa bukan PT Aneka Tambang? Demikian pula tambang emas di Sulawesi Utara dan NTB, mengapa mesti Newmont? Mengapa tidak diberikan kepada anak bangsa? Demikian pula tambang minyak di Cepu atau Natuna, mengapa mesti Exxon? Mengapa bukan Pertamina atau Medco? Dari segi budaya, betapa budaya AS mulai digemari oleh anak bangsa. Hal ini terjadi melalui perangkat TV. Lihatlah, berapa banyak tayangan di TV yang menjiplak habis dari AS: Indonesian Idol dan acara-acara reality show.
Dulu Presiden Soekarno berani berkata "amerika kita seterika, inggris kita linggis!" sementara SBY berkata "america is my second country!". Bila presiden bilang begitu, mau dibawa kemana nasib bangsa ini?
Oh, Indonesiaku...
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Making email access easy
http://mail.ovi.com
Bulan Istimewa bagi Muslim Indonesia
About the Author
Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.