Nasib menjadi 'orang miskin' selalu saja jadi bahan diskursus. Dulu dikaji sama Carl Marx, lahirlah ideologi komunisme. Di Amerika Latin timbul Teologi Pembebasan. Di Jakarta dikejar Trantib. Di Indonesia pada umumnya dijual sama elit partai. Dari kacamata awam, untuk mengetahui mana partai yg betul2 mewakili rakyat (orang miskin) atau hanya untuk membesarkan partai itu simple, sesimple pikiran orang awam.
1. Caleg yang didudukkan untuk pemilu bukan orang tempatan. Contoh, Aus Hidayat, itu orang tinggal di Bogor tapi mewakili Kaltim. Ini kan janggal! Mungkin dia tahu masalah yg dihadapi di Kaltim dengan baca koran atau browsing. Tapi apa dia merasakan listrik byar pet, PDAM ngadat, jalanan penuh lobang, orang Kubar susah cari kayu, banjir sana-sini. Yang aneh lagi, dia koq terpilih! Dalam konteks ini wajar jika terjadi kerusuhan di Mimika sebab caleg terpilih tidak merepresentasikan penduduk tempatan.
2. Caleg-calegnya berlabel 'untuk kalangan sendiri' maksudnya tidak memberi kesempatan ke khalayak selain kadernya untuk mencoba peruntungan. Adakah itu? Ada.
3. Dalam koalisi pilpres, ada fenomena tidak sinkronnya antara keputusan elit partai dengan kehendak akar rumputnya. Ibaratnya: mobil di parkir di sana tapi penumpangnya naik di sini. Dan ini betul2 terjadi. Dan ini yg sebenarnya terjadi di dunia politik Indonesia: oligarkhi berkedok demokrasi.
4. Mereka lebih suka nggabung ke partai pemenang daripada menunjukkan harga dirinya bertarung di pilpres dengan capres/cawapres sendiri, kalah atau menang. Salut untuk Gerindra dan Hanura yang berani bertarung. Inilah karakter ksatria.
5. Mereka nggabung ke partai pemenang karena mengejar kekuasaan semata. Minta jatah menteri tapi gak keluar keringat, sementara yg lain sampai berdarah-darah, nyaman banaaar, jar urang Banjar. Sudah gitu main ancam lagi, bilang saja: saya minta jatah menteri sekian. Trus ada partai dakwah -katanya, tapi memilih capres di mana istrinya tak berhijab. Lucu!
Itulah beberapa tanda, partai yg mementingkan dirinya.
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Free email account from Nokia
http://mail.ovi.com
Partai-partai Pragmatis
About the Author
Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.