Selamat datang di Kosim.web.id, semoga Kita s'lalu dalam lindungan-Nya

Kondangan di Palembang: Pemilihan Hari, Organ Tunggal dan Rebana

Bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya, hari Sabtu dan Minggu merupakan hari Kondangan. Hampir bisa dipastikan, setiap ada acara pernikahan atau khitanan sering dilaksanakan pada hari-hari ini, utamanya hari Minggu.

Tidak seperti masyarakat Jawa yang (hampir) selalu memperhitungan neptu atau weton atau apalah namanya untuk mengadakan acara. Dus, acara tidak mesti diadakan pada hari Sabtu atau Minggu, namun tergantung kecocokan weton dan penghindaran pada bulan-bulan Jawa tertentu, bulan Sura (Muharram) misalnya.

Bisa jadi, pemilihan hari Sabtu/Minggu karena faktor efektivitas masyarakat urban di Palembang, di mana pada hari inilah hari libur bagi mereka. Namun masyarakat pinggiran yang banyak berprofesi sebagai petani atau pedagang pun melakukan hal yang sama, memilih hari Minggu.

Minggu ini, saya dan wong rumah (sebutan orang Palembang untuk istri) menghadiri undangan khitanan di dusun sebelah. Biasanya, setiap acara pernikahan atau khitanan, pihak tuan rumah menyediakan hiburan berupa organ tunggal. Dan di atasnya sedikit ada hiburan orkes, apakah itu orkes dangdut atau orkes gambus atau orkes lagu-lagu memori. Namanya saja orkes, tentu saja krunya banyak, termasuk di dalamnya para biduan. Automatis cost yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Inilah salah satu variabel yang menyebabkan biaya untuk pernikahan di Palembang termasuk (relatif) tinggi.

Pada undangan kali ini, hiburan yang saya temui bukan organ tunggal ataupun orkes. Hiburannya berupa alat musik perkusi cq. rebana dari (mungkin) jamaah pengajian. Mereka membawakan nasyid berupa shalawat-shalawat dan sebagian dari barzanji. Namanya saja dari barzanji, tentu saja tidak afdhol jika tidak membawakan Marhaban. Nah, pada titik inilah saya mulai kepikiran, apakah kata marhaban itu yang mengilhami penamaan nama alat musik perkusi yang disebut rebana? Entahlah! Yang jelas, hiburan seperti ini kadang disebut marhabanan. Jadi, Marhabanan=rebana?


'Ala kulli haal, daripada memikirkan itu, ada hal yang lebih penting dalam menghadiri kondangan, di samping silaturrahim dan mendoakan, juga konsumsi.

About the Author

Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.

Posting Komentar

Silakan memberikan saran, masukan, atau tanggapan. Komentar Anda akan saya moderasi terlebih dahulu. Tautan aktif sebaiknya tidak dipasang dalam komentar. Dan, mohon maaf, komentar Anda mungkin tidak segera saya balas, karena kesibukan dan lain hal. Terima kasih :)
---Kosim Abina Aziyz
Subhanallah!
Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan koneksi internet Anda. Hubungkan lagi koneksi internet Anda dan mulailah berselancar kembali!