Hampir setahun saya dan keluarga tinggal di Sangatta, Kab. Kutai Timur. Sebelumnya saya berdomisili di Melak, Kab. Kutai Barat. Tahun 1998, saya pernah ke sini saat saya masih bujang. Saat itu, jalanan menuju ke sini masih jalan tanah dan bila pas hari hujan bus susah untuk lewat dan bisa-bisa menginap di tengah perjalanan. Karena kondisi itulah, saya agak mempercayai perkataan orang yang menyebut Sangatta sebagai kependekan dari frase "Sangat Menderita"". Meskipun saat saya pikir-pikir lebih lanjut, ini tidak lebih dari apa yang disebut dengan gathukologi atau ilmu gothak-gathuk menurut orang Jawa, maksudnya sekedar menghubung-hubungkan saja.Untuk sementara, jawaban yang belum memuaskan ini saya terima saja.
Sekarang, setelah saya tinggal di Sangatta, rasa ingin tahu itu muncul lagi. Apa sih artinya? Kalau Melak, saya tidak penasaran. Menurut bahasa Dayak Tonyooi, Melak artinya putus, yah kurang lebih begitulah. Meskipun ada komentar dari orang Jawa, melak itu artinya (mata) yang terjaga/terbuka berasal dari kata "melek", tapi saya kesampingkan sebab Melak pada mulanya merupakan kampungnya orang Tonyooi. Nah, belum lama ini saya bertemu dengan orang Sangatta Lama. Setelah bincang-bincang ngalor-ngidul, akhirnya sampai pada topik penamaan Sangatta. Menurut orang tersebut, Sangatta berasal dari bahasa Mandar. Sanga artinya nama sehingga Sangatta mempunyai arti "nama kita". Adapun Mandar adalah salah satu dari 4 suku utama di Sulawesi Selatan selain Bugis, Makassar dan Toraja. Dan sekarang menjadi penduduk asli dari Prop. Sulawesi Barat. Karena mempunyai kekerabatan yang dekat dengan Bugis kadang orang sering menyebut dengan istilah Bugis Mandar meskipun sebenarnya tidak sama kecuali pada bentuk busana adat, penggunaan aksara lontara dan rumah.
Setelah saya pikir-pikir, kayaknya ada benarnya juga
1. Nama-nama orang atau kampung di Kalimantan, umumnya tidak mengenal adanya huruh tasydid seperti Sangatta itu tadi. Beda dengan orang Sulsel misal Bapak Darlis Pattolongi
2. Orang Sulsel biasa menggunakan imbuhan -ta pada kata posesif sebagai bentuk penghormatan terhadap lawan bicara. Contoh, "bukutta" yang artinya buku kita atau buku sampean menurut orang Jawa
3. Komunitas Mandar sudah eksis di Sangatta sini, bahkan ada kampung yang disebut kampung Mandar. Dan kita tidak sulit mencari orang Mandar di wilayah pesisir Kutai Timur seperti di Mampang, Teluk Lombok, Sangkimah, dst. Meskipun terkadang mereka menyebut diri sebagai Bugis, nah nanti kalau ditanya Bugis mana, baru menjawab Bugis Mandar.
nb: penduduk asli orang Kutai Timur adalah suku Kutai dan Dayak
Sekarang, setelah saya tinggal di Sangatta, rasa ingin tahu itu muncul lagi. Apa sih artinya? Kalau Melak, saya tidak penasaran. Menurut bahasa Dayak Tonyooi, Melak artinya putus, yah kurang lebih begitulah. Meskipun ada komentar dari orang Jawa, melak itu artinya (mata) yang terjaga/terbuka berasal dari kata "melek", tapi saya kesampingkan sebab Melak pada mulanya merupakan kampungnya orang Tonyooi. Nah, belum lama ini saya bertemu dengan orang Sangatta Lama. Setelah bincang-bincang ngalor-ngidul, akhirnya sampai pada topik penamaan Sangatta. Menurut orang tersebut, Sangatta berasal dari bahasa Mandar. Sanga artinya nama sehingga Sangatta mempunyai arti "nama kita". Adapun Mandar adalah salah satu dari 4 suku utama di Sulawesi Selatan selain Bugis, Makassar dan Toraja. Dan sekarang menjadi penduduk asli dari Prop. Sulawesi Barat. Karena mempunyai kekerabatan yang dekat dengan Bugis kadang orang sering menyebut dengan istilah Bugis Mandar meskipun sebenarnya tidak sama kecuali pada bentuk busana adat, penggunaan aksara lontara dan rumah.
Setelah saya pikir-pikir, kayaknya ada benarnya juga
1. Nama-nama orang atau kampung di Kalimantan, umumnya tidak mengenal adanya huruh tasydid seperti Sangatta itu tadi. Beda dengan orang Sulsel misal Bapak Darlis Pattolongi
2. Orang Sulsel biasa menggunakan imbuhan -ta pada kata posesif sebagai bentuk penghormatan terhadap lawan bicara. Contoh, "bukutta" yang artinya buku kita atau buku sampean menurut orang Jawa
3. Komunitas Mandar sudah eksis di Sangatta sini, bahkan ada kampung yang disebut kampung Mandar. Dan kita tidak sulit mencari orang Mandar di wilayah pesisir Kutai Timur seperti di Mampang, Teluk Lombok, Sangkimah, dst. Meskipun terkadang mereka menyebut diri sebagai Bugis, nah nanti kalau ditanya Bugis mana, baru menjawab Bugis Mandar.
nb: penduduk asli orang Kutai Timur adalah suku Kutai dan Dayak