Tiga bulan yang lalu saya pulang ke Jawa Tengah karena Ayah saya meninggal dunia. Allahummaghfirlahuu, wa 'Aafihii wa'fu 'anhuu. Di sela-sela waktu, saya menyempatkan diri untuk bersilaturahim.
Salah satu yang saya datangi adalah seorang ayah yang saya anggap seperti orang tua sendiri. Ada satu pembicaraan yang menarik. Beliau punya menantu yang beliau anggap tidak bekerja meskipun secara finansial uangnya mengalir.
Sebagai generasi yang hidup di era 90-an ke belakang, beliau punya pikiran bahwa bekerja itu ya, yang berbau formal-formal gitu. Sudah jamak diketahui pekerjaan favorit generasi tersebut ya jadi guru, dokter, atau pilot. Oh ya, satu lagi pekerjaan legendaris: PNS. Itu yang dikehendaki oleh beliau: pekerjaan formal.
Menantu beliau bekerja di bidang yang ada hubungannya dengan dunia online, dugaan saya mungkin blogger pro. Pekerjaan ini memang tidak pernah terpikirkan oleh orang baheula. Bisa jadi menantu beliau memasang adsense di situs yang dimiliki, digital agency, youtuber, dan/atau semoga bukan buzzer politik macam Saracen. Hehehe
**
Perbedaan cara pandang antar generasi terhadap pekerjaan, mungkin sama dengan perbedaan cara pandang antara penganut formalisme Islam dengan Islam substansi (kultur) atau antara penganut lebih suka makan bubur diaduk atau tidak.
Bagi saya sepanjang itu halal dan legal mau dari cara apapun tidak masalah, yang penting dapat rezeki.