Akhirnya, Aburizal 'Ical' Bakrie menjadi Ketum Partai Golkar periode 2019-2014. Ia mendapatkan 296 suara, mengalahkan Surya Paloh (240), Yuddy Chrisnandi (0) dan Hutomo Mandala Putra /Tommy Soeharto (0). Berkaitan dengan pemilihan ini, ada beberapa catatan:
1. Inilah kali kedua PG dipimpin oleh pengusaha-politikus setelah sebelumnya dipimpin oleh JK.
2. Satu figur yang senang dengan kemenangan Ical adalah SBY. Sebagaimana diketahui, Ical berkecenderungan membawa PG untuk dekat dengan pemerintah sementara rival terdekatnya yakni Surya Paloh cenderung agar PG menjadi pengontrol pemerintah (oposisi). Faktanya, saat JK berpidato di hadapan peserta Munas tentang perlunya Golkar menjadi oposisi, SBY langsung bereaksi dengan mengadakan konferensi pers di Cikeas. Ada apa?
3. Bila PG benar-benar akan bermitra dengan pemerintah maka dikhawatirkan akan ada Orde Baru Jilid 2. Mengapa? Sebab seluruh partai yang ada otomatis berkoalisi dengan partai penguasa. Menyedihkan! Saat pilpres, rival terberat SBY dan koalisi adalah PDIP plus Gerindra dan Golkar. PDIP bisa dikatakan sudah berkoalisi dengan SBY dengan duduknya Taufik Kiemas sebagai ketua MPR RI. Golkar? Tak lama lagi, dengan jaminan Ical.
4. Bersatunya SBY dan koalisi dengan PDIP dan Golkar dalam ranah eksekutif dan legislatif, memberi peluang terjadinya otoritarianisme berbungkus demokrasi. Satu sisi, hal ini bagus bagi stabilitas politik Indonesia. Dengan tenangnya iklim politik, kebijakan pembangunan tidak menemui kendala. Yang dikhawatirkan adalah jika terjadi otoritarianisme negara karena tiadanya oposisi. Nampaknya, hitam putih Indonesia berada di tangan SBY. Mudah-mudahan saja Alloh SWT senantiasa membimbing Beliau dalam memimpin bangsa ini.
5. Peristiwa ini juga semakin memperlihatkan pragmatisme parpol yang ada. Partai dakwah kah, atau apapun namanya. Tujuannya tetap saja KEKUASAAN.
--------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Available in 15 languages
http://mail.ovi.com
Suksesi PG dan Orde Baru Jilid 2
About the Author
Ayah dari 3 anak blasteran Jawa dan Bugis-Mandar, non partisan, pembelajar, dan santri.